PASCASARJANA IAIN KEDIRI MENGGELAR SEMINAR NASIONAL DI UNIVERSITAS BILLFATH LAMONGAN

Seminar Nasional 2024

Demi menciptakan kebijaksanaan dan profesionalitas akademik dalam merespon tehnologi saat ini, Pascasarjana IAIN Kediri menggelar Seminar Nasional yang bertemakan “Merdeka Belajar dan Pembelajaran Diferensi: Prospek dan Tantangan di Era AI”. Kegiatan ini berlangsung pada Senin, 23 September 2024 di Aula Universitas Billfath Lamongan, dihadiri oleh kurang lebih 130 guru MI, Mts, dan MA se-Kab. Lamongan. Selain itu juga dihadiri oleh Direktur dan semua staff Pascasarjana IAIN Kediri, Rektor, beberapa dosen dan staff Universitas BIllfath, juga ketua dewan Pembina Yayasan Al Fatah Lamongan. Ada tiga Pemateri pada Semnas ini yaitu: Dr. TG. H Fathurrahman Mukhtar, M.ag dari UIN Mataram, Vira Rahayu, M.Si (Dosen Billfath), dan Dr. Rivatul Ridho Elvierayani, M.Pd. (Dosen UNISLA Lamongan).

Kegiatan ini dibuka oleh Prof. Dr. H. Asror Yusuf, M.Ag selaku Direktur Pascasarjana IAIN Kediri. Prof. Asror menegaskan bahwa kurikulum Pendidikan saat ini tidak perlu banyak-banyak, cukup kurikulum yang dinilai dasar yang perlu didalami. Prof Asror menilai beban Pendidikan saat ini terlalu banyak, harus ada perubahan yang diperjuangkan. “Kementerian terlalu banyak yang difikirkan, tapi dari kaum bawah sangat perlu menekan masukan-masukan untuk suatu perubahan yang lebih baik” Ujar Prof Asror.

Sesi selanjutnya adalah sambutan Ketua Kementerian Agama (Kemenag) Lamongan H. Mohammad Muhlisin Mufa, M.Pd. dalam sambutannya beliau berpendapat bahwa sertifikasi guru adalah sebagai peningkat kompetensi guru, tetapi para guru tidak mempunyai wadah sosialisasi. Bliau sangan mensupport kegiatan Semnas ini dan mengharapkan ada keberlanjutan. “Saya paham suluk buluk guru, sertifikasi guru sebagai meningkat kopetensi guru, namun dalam mensosialisasikannya kita tidak punya wadah. Di era Jokowi ini kita tidak punya wadah, akhirnya di KKN-KKN kita perdayakan sendiri untuk menyampaikannya. Nah, acara hari ini sangat membantu dan kami siap untuk jilid berikutnya” Ujar Pak Muhlisin.

Seminar Nasional 2024

Kemudian ada sambutan dari ketua dewan Pembina Yayasan Al-Fattah KH. Abd Hamid. Dalam sambutannya bliau mengatakan bahwa AI adalah tehnologi ancaman juga tehnologi yang menguntungkan. AI harus dikuasai sebagai media penyongsosng kemajuan akademik. Gus Hamid juga menegaskan kurikulum tidak perlu terlalu banyak, bliau menegaskan kemampuan spekulasi anak penting dalam ilmu pengetahuan. “AI adalah ancaman sekaligus menguntungkan, kita harus menguasainya sebagai media penyongsong kemajuan akademik. Para pelajar perlu bijak dalam meresponnya. “Saya sependapat dengan Prof Asror, kita harus mengurangi beban Pendidikan. MI, Mts, MA sudah ada tambahan keagamaan, jangan banyak tambahan yang membebani, itu dapat mengurangi fokus dan tingkat spekulasi imajinasi siswa. Upaya ini agar siswa tidak terlalu pakem pada rasional”. Ujar Gus Hamid.

Materi pertama disampaikan oleh  Vira Rahayu, M.Si, dengan tema yang diangkat “Peran Guru dan Tehnologi”. Tema ini menjelaskan secara detail terkait AI yang terdiri dari penjelasan Jenis-jenis AI, Keterbatasan AI, dan juga pemanfaatan AI. Bu Vira mengatakan bahwa AI tidak akan pernah bisa menggantikan manusia, AI tidak memiliki emosi dan empati, namun kita harus pandai dalam memanfaatkannya.

Materi ke dua disampaikan oleh Dr. Rivatul Ridho Elvierayani, M.Pd, dengan tema yang diangkat Pembelajaran Diferensiasi. Bu Vira menegaskan bahwa guru wajib bisa memenuhi kebutuhan belajar para siswa yang masing-masing berbeda. Upaya yang dilakukan adalah dengan melalui proses-proses diagnostik. “Setiap anak memiliki kebutuhan belajar yang berbeda-beda, kita bisa mengetahuinya dengan metode tertentu, apakah penyerapan informasi pembelajaran melalui audio visual, tulisan yang dibaca, pendengaran atau yang lainnya”. Ujar Bu Vira.

Kemudian materi terakhir disampaikan oleh Dr. TG. H. Fathurrahman Mukhtar, M.Ag. Dalam tema yang diangkat “Strategi Pengembangan Fitrah Siswa di Era Tehnologi AI” Bliau mengatakan bahwa potensi dasar manusia berupa sikap baik, segala sikap baik tertanam pada diri manusia itu sendiri untuk menjalankan tugasnya dari Allah, yaitu Abdan Khalifa. Hebat atau tidak hebat, baik atau tidak baik tergantung pada lingkungan yang mempengaruhinya.

Di sesi-sesi akhir acara dibuka dengan sesi tanya jawab yang sangat interaktif, para peserta  dari kalangan guru MI, MTs, dan MA sangat antusias dalam menyampaikan pendapat dan juga beberapa pertanyaan untuk menyelesaikan beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran siswa. Setelah itu  masuk di sesi do’a, penutupan dan foto Bersama. (RFA)

About author

WebDev

web developer, movie lover, creative seeker, and proud to be nerd :)